top of page

Memperbaiki komunikasi dengan remaja


Masa remaja merupakan masa yang membahagiakan namun juga menjadi masa yang dapat diwarnai konflik dengan teman, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan terutama dengan orangtua. Banyak orangtua merasa bingung dengan anak remajanya karena sikap dan sifatnya berubah drastis dari masa kecil mereka yang lugu, ceria dan penurut menjadi seorang yang berani berpendapat, membantah atau menutup diri serta emosional.


Apa yang telah terjadi dengan anakku?

Kesalahan apa yang telah aku buat?

Apa yang telah merubahnya?

Mengapa sulit berkomunikasi dengan mereka sekarang?

Mengapa mereka lebih sering mengunci diri di kamarnya atau memilih teman-temannya?


Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali terbersit di dalam pikiran orangtua ketika menghadapi anak-anaknya yang tumbuh sebagai remaja, terutama remaja bermasalah.


Apa yang telah terjadi dengan anakku?

Para orangtua harus menyadari bahwa masa remaja merupakan masa yang sulit dan penuh pertanyaan serta ekspektasi bagi yang melaluinya. Padahal para orangtua pun pernah mengalami masa-masa tersebut, namun setiap generasi memiliki tantangan yang berbeda sehingga tidak bisa disamakan generasi sekarang dengan generasi sebelumnya.


Saat ini tantangan para remaja kian melebar seiring dengan berkembangnya informasi, teknologi dan kecanggihan lainnya yang mereka hadapi sekarang. Dengan demikian, sebagai orangtua selain kita harus mengerti tentang dunia mereka, kita juga perlu mengerti tentang kebutuhan remaja sekarang. Apa saja yang mereka butuhkan dari orangtuanya?


Komunikasi dan kasih sayang

Komunikasi dan kasih sayang yang dibutuhkan remaja harus tetap ditunjukkan dalam bentuk yang berbeda. BIla pada saat mereka kecil kasih sayang ditunjukkan dengan pelukan dan sentuhan, maka yang sekarang mereka butuhkan adalah perhatian dalam komunikasi (BUKAN NASIHAT). Misalnya menanyakan "apa semua baik-baik saja?" atau "bagaimana keadaanmu hari ini?". Bentuklah sebuah komunikasi dimana mereka bisa bercerita mengenai dunia mereka. Semakin orangtua mengetahui kesukaan mereka, hal yang mereka tidak sukai dan keluhan-keluhan mereka, remaja akan merasa tetap dekat dengan orangtuanya. Hal ini juga akan membuat remaja untuk merasa butuh untuk bercerita dengan sendirinya mengenai keseharian mereka.


Memberikan nasihat dengan cara yang lebih bersahabat dan menghargai pendapat.

Tentu saja anak remaja akan membuat kesalahan. Karena mereka remaja dan saat ini mereka sedang belajar mengenai dunianya. Ketika orangtua harus memberikan nasihat, mulailah dengan pertanyaan seperti "menurutmu bagaimana mengenai kesalahan itu?" "apakah perbuatan itu salah atau benar? "mengapa kamu berpikir demikian?" Pertanyaan yang sifatnya terbuka akan mendorong remaja untuk dapat mengutarakan pendapatnya sendiri. YA, remaja sudah memiliki pendapat sendiri tentang semua kejadian dan pengalaman yang mereka lihat/alami. Berusahalah untuk menghargai pendapatnya dan mendukung pilihannya tentunya dengan tanggung jawab. Apabila orangtua merasa tidak setuju, sampaikanlah pendapat tersebut dengan cara yang tidak agresif. Bukalah pintu untuk memberikan opsi atau pilihan bagi mereka untuk dijalankan.


Sampaikan alasan mendidik dengan dasar fakta, bukan hal yang ambigu.

"Pokoknya tidak boleh karena saya mengatakan begitu (because I said so)". Aturan yang tidak didasari dengan fakta atau penjelasan yang dapat membuat remaja mengerti akan membuat mereka memberontak (kedalam maupun keluar). Sampaikan alasan-alasan yang berdasarkan data/fakta yang sebenarnya serta dengan kata-kata yang tidak terlalu memaksa. Misalnya daripada mengatakan "pokoknya kamu harus pulang jam 9,kalau tidak nanti ibu kunci pintunya", orangtua bisa mengatakan "kamu boleh keluar tapi bisa gak kamu sudah di rumah lagi sebelum jam 9? Karena sejujurnya ibu khawatir mendengar berita yang kemarin tentang perampokan di jalan raya".


Perlunya pengawasan dan tidak lupa memberikan privasi

Mengawasi anak remaja adalah keharusan karena bagaimanapun kejahatan dan kesalahan fatal bisa mengintai dari segi manapun. Terutama di jaman yang dikelilingi teknologi tinggi, orangtua harus tetap mengobservasi gerak gerik remaja. Namun, pengawasan yang terl;alu ketat juga akan membuat mereka "gerah" karena mereka merasa tidak memiliki kebebasan dalam bersikap atau berpendapat. Buatlah batasan yang disesuaikan dengan kebutuhannya serta secara terbuka sehingga remaja juga merasa dihargai dan mengerti bahwa batasan tersebut dibuat semata-mata untuk melindungi dirinya.


Kesalahan perlu kritik/nasihat tetapi kebaikan juga perlu pujian

Bantulah remaja untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dengan memberikan pujian dan mengutarakan perasaan positif apabila mereka melakukan hal-hal yang baik dan terpuji. Kritik dan nasihat bisa disampaikan apabila mereka membuat kesalahan namun tetap dengan cara yang bersahabat. Remaja tidak lagi mempan dengan kata-kata kasar dan nada tinggi. Apalagi dengan kata-kata yang mengancam atau memojokkan mereka. Berikan mereka ruang untuk melakukan kesalahan dan bahwa kesalahan bisa terjadi kepada siapa saja termasuk orangtua. Jangan malu untuk mengakui kepada anak bahwa sebagai orangtua juga pernah melakukan kesalahan seperti mereka. Hal ini akan membuat mereka belajar untuk mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya sekaligusmerupakan waktu yang baik untuk mengajarkan cara-cara agar kesalahan tersebut tidak terulang.


Luangkan waktu untuk remaja dan lakukan kegiatan yang berkualitas

Meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan orangtua akan membuat remaja melihat adanya pengorbanan dan usaha orangtua untuk tetap mendekatkan diri ke diri mereka. Lakukan hal-hal yang mereka sukai sehingga mereka juga bisa menikmati waktu kebersamaan dengan orangtua. Buatlah rutinitas setiap hari dimana seluruh anggota keluarga bisa berkomunikasi mengenai perasaan mereka pada hari itu dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga setiap keluarga memiliki hak untuk mengutarakan pendapat untuk didengar oleh anggota keluarga lain dan anggota keluarga lain bisa memperbaiki hal-hal yang membuat yang lainnya merasa tidak nyaman. Namun yang musti diingat adalah kegiatan ini bukan seperti siding yang sangat serius dan bisa memojokkan anggota keluarga lainnya. Buatlah kegaitan ini seperti permainan yang menyenangkan sehingga terdapat wadah untuk berkomunikasi antara anak-anak dan orangtua.


"Gak tau mulai darimana, anak remaja saya sudah menutup diri"

Penyataan tersebut seringkali terdengar saat sesi konsultasi. Apabila hubungan sudah mulai kaku dan tertutup, orangtua bisa memulai dengan menanyakan keluhan remaja mengenai orangtuanya. Perlu diingat bahwa kritik maupun keluhan yang disampaikan jangan dibantah terlebih dahulu. Terima saja sebagai masukan dan jangan bersikap defensive apabila remaja mengutarakan pendapatnya. Pastikan kepada mereka bahwa keluhannya akan diterima sebagai masukan dalam memperbaiki diri dengan catatan remaja juga berkomitmen untuk bisa memperbaiki diri sesuai dengan batasan yang dibuat oleh orangtua.


Semoga bermanfaat!



Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Twitter - Black Circle
  • Facebook - Black Circle
bottom of page